Di sebuah hutan hidup satu keluarga sigung yang terdiri dari tiga sigung, yaitu Seban dan kedua orang tuanya. Mereka hidup rukun dengan penghuni hutan lain. Tapi, Seban seringkali dijauhi teman-temannya. Ini karena Seban tidak mampu mengendalikan bau yang keluar dari dalam tubuhnya. Hal ini membuat Seban di kucilkan. Sering diejek dan di panggil Si Bau.
LautanKata
"Kenapa sih, yah? Kita punya kelenjar bau di dalam tubuh kita?" Keluh Seban pada ayahnya."Kelenjar itu untuk perlindungan diri, nak," terang ayahnya.
"Tapi karena ini, aku dijauhi teman-temanku dan di panggil Si Bau!"
"Suatu saat mereka akan memahami keistimewaanmu, nak. Yang penting, kamu harus bisa mengendalikan kapan bau itu harus keluar."
Sejak itu, Seban berusaha keras untuk mampu mengendalikan bau dari dalam tubuhnya. Suatu hari, Seban mengikuti teman-temannya bermain didekat sungai. Mereka bermain kejar-kejaran, tapi tidak ada yang mau sekelompok dengan Seban, sehingga Seban hanya melihat teman-temannya bermain. Tapi dia sudah cukup senang karena temannya masih mau menerima kehadirannya.
LautanKata
Saat sedang asik bermain, tiba-tiba seekor ajak(anjing liar) menyergap mereka. Mereka segera lari, tapi tak sempat memanjat pohon. Ajak itu berhasil memojokkan mereka ke tebing di pinggir sungai. Semuanya ketakutan."Sekarang bagaimana?" tanya Ezi si musang pada Seban. Hanya mereka berdua yang mampu menyembunyikan ketakutan dan berusaha untuk tenang.
Seban diam saja. Dia bingung harus berbuat apa.
Ajak itu menerjang ke arah mereka. Secara reflek Seban membelakangi ajak itu dan mengeluarkankan baunya. Karena terkena bau dari Seban, terjangan ajak itu meleset dan segera berlari terbirit-birit.
LautanKata
Teman-teman Seban berterima kasih padanya karena telah menyelamatkan mereka. Sejak peristiwa itu Seban diterima dengan baik oleh teman-temannya dan tidak mengolok-oloknya lagi.
Oleh Jannu A. Bordineo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah yang santun dan sesuai dengan isi tulisan.