Pemerintah, sekumpulan orang yang ditunjuk untuk menyelenggarakan suatu sistem kenegaraan, untuk mencapai kemakmuran bersama. Bukan malah menyengsarakan sesama demi keuntungan pribadi dan golongan. Tapi realita yang ada di negara tercinta kita demikianlah adanya. Ironis memang. Mereka bak sekumpulan binatang jahanam yang tak berakal dan tak punya hati. Buktinya?
LautanKata
FreeportSaya mau tanya pada pembaca sekalian, apa susahnya mengeruk tanah? Bukankah itu semudah mengeruk setumpuk uang ke dalam genggaman tangan? Tapi, ya, kenapa dulu pemerintah menyerahkan penambangan tanah yang begitu kaya ini pada perusahaan asing? Perusahaan yang jelas-jelas merugikan negeri kita. Bahkan rakyat yang seharusnya menikmati hasil buminya malah hidup di bawah garis kemiskinanan sampai dibilang terbelakang.
Dan sekarang saat rakyat menanyakan haknya, pemerintah malah memperpanjang kontrak perusahaan jahanam itu sambil mengiba menaikkan persentase bagi hasil yang tak sampai 5%. Kenapa tidak didepak saja dari bumi pertiwi? Apa bungkam saja karena telah disumpal uang sekian miliar yang tak sebanding dengan yang freeport ambil? Atau ada sebab lain?
Oh! Saya pernah baca, presiden kita, yang juga pemimpin tertinggi pemerintahan, pernah bilang, negara asal freeport adalah negara kedua baginya dan mencintai negara keduanya dengan segala kebusukannya. Dan berarti senang saat melihat negerinya disengsarakan negeri keduanya. Jika benar demikian, terbakarlah orang-orang seperti mereka dalam keabadian api neraka. Amin.
Oh! Saya pernah baca, presiden kita, yang juga pemimpin tertinggi pemerintahan, pernah bilang, negara asal freeport adalah negara kedua baginya dan mencintai negara keduanya dengan segala kebusukannya. Dan berarti senang saat melihat negerinya disengsarakan negeri keduanya. Jika benar demikian, terbakarlah orang-orang seperti mereka dalam keabadian api neraka. Amin.
LautanKata
Blok Cepu
Saya heran, dikemanakankah posisi Pertamina sampai-sampai pengelolaan ladang minyak ini sampai jatuh ke tangan Exxon Mobil.
Jual Mentah, Beli Jadi
Saya heran, dikemanakankah posisi Pertamina sampai-sampai pengelolaan ladang minyak ini sampai jatuh ke tangan Exxon Mobil.
Jual Mentah, Beli Jadi
Jual mentah, beli jadi. Untung sekali, rugi puluhan kali. Apa perlu saya sebutkankan segala macam bahan mentah yang diekspor, untuk kemudian diimpor dalam bentuk barang turunannya/jadi?
Tapi, yang paling parah adalah ekspor bahan baku energi. Batu bara misalnya. Bagaimana bisa jutaan hektar tanah dirusak untuk mengambil "berlian hitam" ini hanya untuk diekspor. Sedangkan di dalam negeri, tarif dasar listrik (TDL) justru dinaikkan. Apa hubungannya?
Begini, kebanyakan pembangkit listrik kita bertenaga uap (PLTU). Uap berasal dari air yang dipanaskan. Dipanaskan dengan... tentu saja batubara.
Tak habis pikir, bukannya membatasi ekspor batu bara yang gila-gilaan, tapi malah menaikkan TDL dengan alasan beban listrik yang semakin besar. Lebih bijak jika membangun lebih banyak PLTU lagi. Toh, kapasitas tambang kita sangat mencukupi.
Tapi, yang paling parah adalah ekspor bahan baku energi. Batu bara misalnya. Bagaimana bisa jutaan hektar tanah dirusak untuk mengambil "berlian hitam" ini hanya untuk diekspor. Sedangkan di dalam negeri, tarif dasar listrik (TDL) justru dinaikkan. Apa hubungannya?
Begini, kebanyakan pembangkit listrik kita bertenaga uap (PLTU). Uap berasal dari air yang dipanaskan. Dipanaskan dengan... tentu saja batubara.
Tak habis pikir, bukannya membatasi ekspor batu bara yang gila-gilaan, tapi malah menaikkan TDL dengan alasan beban listrik yang semakin besar. Lebih bijak jika membangun lebih banyak PLTU lagi. Toh, kapasitas tambang kita sangat mencukupi.
LautanKata
Saya kurang tahu apakah bahan baku energi lainnya—LNG, minyak bumi, dll—juga diberlalukan sama. Untuk CPO/minyak sawit yang punya banyak sekali bahan turunannya juga dijual mentahannya saja. Dan parahnya, sebagai salah satu produsen utama CPO dunia, pemerintah tak mampu mengendalikan harga.Ah, sudahlah! Pusing mikirin mereka. Mereka saja nggak mau mikirin kita. Tapi kalau bukan kita, siapa lagi?
Oleh Jannu A. Bordineo
Bahkan pemilik demikian banyak perkebunan sawit itu adalah perusahaan asing, masyarakat hanya sedikit. Artinya semakin diberikan izin penggunaan hutan untuk perkebunan kelapa sawit, selain merusak hutan juga tidak memberikan dampak berarti bagi kesejahteraan masyarakat sekitar. Ironis, negara yang sangat kaya tapi rakyatnya miskin. Salah siapa? Pemerintah tentunya, yang mengambil kebijakan tidak berpihak kepada rakyat. (uneg-uneg masyarakat awam yang ingin Indonesia menjadi jauh lebih baik lagi).
BalasHapusItulah ironisnya. masyarakat di sekitar mereka (tambang/perkebunan) masih hidup di bawah garis kemiskinan serta fasilitas umum yang sangat minim.
HapusDan sekarang sepertinya alam balas dendam. kemarin baca berita di kaltim banjir di mana-mana.