Tulisan-tulisan yang ada di dalam blog ini dibuat dengan bersusah payah. Hargailah dengan TIDAK meng-COPY/PASTE.

Minggu, 15 Maret 2015

Hiu Kencana

KRI Pasopati 410 yang dijadikan monumen

Catatan penyuntingan:
19 Februari 2025. Label diubah menjadi "Esai". Memperbaiki kesalahan eja.

"Tulisan ini adalah lanjutan dari Hiu Indonesia"

Hiu Kencana
Esai oleh Jannu A. Bordineo

Nasib yang kurang lebih sama dialami oleh hiu-hiu milik TNI AL. Dulu TNI AL pernah punya dan mengoperasikan 12 kapal selam sekaligus, menjadikan Indonesia kekuatan maritim terbesar di kawasan Asia-Pasifik yang mengoperasikan kapal selam. Namun seiring waktu berjalan, jumlah ini merosot hingga akhirnya kini tersisa dua saja yang masih bertugas.
lautankata.com
Untungnya ‘konservasi’ mulai dilirik oleh orang-orang pemerintah untuk mengembalikan armada bawah laut Indonesia ke jumlah yang ideal. Dan, terpilihlah ‘hiu’ berjenis Changbogo asal Korea Selatan dengan iming-iming alih teknologi.
Dibalik kabar gembira pengadaan kapal selam baru untuk memperkuat korps hiu kencana, tersirat kabar duka bagi spesies ‘hiu’ asli Indonesia.
lautankata.com
Spesies itu bernama Indonesia Midget Experimental-1 atau IM X-1. Dan untuk kesekian kalinya saya membahas kapal selam asli olah pikir anak bangsa ini, yang tersisihkan oleh alih teknologi yang selalu diagung-agungkan—yang pada dasarnya teknologinya sudah dikuasai.
lautankata.com
Pada akhirnya, karya anak bangsa masih harus gigit jari. Lagi.

2 komentar:

  1. Duh... jadi sebenarnya kita pun menguasai teknologi dari luar neger itu, ya... Alih teknologi jangan-jangan bisa mengikis kreativitas kita dan bikin kita menjadi malas....

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau impor kan dananya bisa dikorek-korek sama orang-orang pemerintah (eksekutif&legislatif). kalau produksi sendiri kan agak susah diselewengkan dananya.

      mungkin ekstrimnya kita harus mengembargo diri sendiri agar mandiri.

      Hapus

Berkomentarlah yang santun dan sesuai dengan isi tulisan.