Si Muka Kuda [©Hajime Isayama, KODANSHA / "ATTACK ON TITAN" Production Committee] |
Oleh Jannu A. Bordineo
Berbicara soal suksesi kepemimpinan Pasukan Pengintai, jarang ada yang melirik dia. Namun sebenarnya, walau tampang kayak kuda, Jean punya potensi besar sebagai seorang pemimpin.
Seperti yang disebutkan si Beloon sewaktu para kadet ditinggalkan seniornya dan terancam kehabisan gas selama pertempuran Trost. Waktu itu Jean juga mau ikut Armin menyusul Mikasa yang kehabisan gas. Connie melarangnya dengan alasan teman-teman yang lain membutuhkan kemampuannya. Ini berarti kemampuan memimpin Jean sudah diakui di antara kadet 104, padahal saat itu sifat egoisnya masih sedemikian besar.
lautankata.com
Hal ini dikukuhkan lagi oleh pernyataan si Setengah setelah mereka sampai di depot pengisian ulang. Marco memuji Jean sebagai pemimpin yang baik, karena Jean bukanlah orang yang kuat sehingga mampu memahami orang lain dan membaca situasi dengan baik.Dan memang itulah yang dibutuhkan Pasukan Pengintai yang baru.
Dari hanya sembilan orang yang selamat dari operasi merebut kembali dinding Maria, wajarlah bila Armin yang banyak disebut sebagai pemimpin generasi selanjutnya Pasukan Pengintai, karena banyaknya kesamaan dia dengan Erwin. (Hanji tidak aku sertakan sebagai kandidat, selain karena dialah pemimpin saat ini, juga karena dia segenerasi dengan Erwin. Sementara Levi, semua tahu peran utamanya di Pasukan Pengintai adalah sebagai tukang gebuk). Armin memiliki otak yang cemerlang, mampu memikirkan strategi terbaik, selayaknya Erwin. Dia juga telah menunjukkan kemampuannya memanipulasi kawan maupun lawan, sama seperti Erwin. Selama melawan Raksasa Kolosal, tekadnya terbukti kuat. Dan dengan tekadnya yang kuat itu, seperti Erwin, dia berusaha mewujudkan impiannya.
lautankata.com
Dan poin terakhir inilah yang perlu diperhatikan.Saat Levi akan menyuntikkan serum raksasa pada Erwin, dia teringat petuah Kenny sebelum meninggal, yang membuatnya berpikir lagi:
Setiap orang diperbudak oleh suatu hal.
Kendati impian Erwin sejalan dengan tujuan Pasukan Pengintai, nyatanya hal itu tidak mampu membebaskannya dari rasa bersalah telah membohongi rekan-rekannya yang akhirnya pada mati, semata-mata demi memujudkan impiannya. Setelah merelakan impiannya, barulah Erwin mendapatkan ketenangan dan kekuatannya kembali.
lautankata.com
Aku rasa Armin pun berpeluang berakhir seperti itu. Yah, mungkin bukan Arminnya—karena dia terlalu minder, tetapi Eren dan Mikasa sebagai gantinya. Ini terlihat saat terjadinya perselisihan ketika Pasukan Pengintai yang tersisa dihadapkan pilihan menyelamatkan Erwin atau Armin.Maka dari itu, tampillah Jean sebagai kandidat alternatif. Dengan adanya Jean, struktur kepemimpinan yang ideal menurutku: Jean sebagai Komandan, Armin wakilnya/ahli strategi.
Duo ini sudah pernah beraksi sebelumnya.
Ketika berhadapan dengan Raksasa Wanita, Jean mengambil inisiatif mengajak Armin dan Reiner untuk menghambat Raksasa Wanita agar tidak membunuh lebih banyak prajurit dan merusak barisan, meski nyawanya sendiri jadi taruhan. Reiner yang berada dalam sandiwaranya saja sampai terkejut mengetahui Jean, yang terkenal egois, mau mempertaruhkan nyawanya demi orang lain. Sementara Armin, dengan cepat memberinya rencana serangan.
lautankata.com
Di Shiganshina kemampuannya teruji lagi. Jean memimpin rekannya yang tersisa melawan Reiner+Bertolt sembari menunggu Armin yang masih mencari jalan keluar atas keadaan genting yang mereka hadapi.Itu saja pemaparanku atas potensi Jean Kirstein sebagai pemimpin. Apakah Jean berkesempatan memimpin pasukan kelak? Entahlah. Namun, melihat perkembangan cerita Shingeki no Kyojin hingga bab terakhir ini (94), besar kemungkinan akan terjadi pergantian kepemimpinan—walau aku sama sekali tidak mengharapkan kematian Hanji. Yah, semuanya kembali pada Isayama Hajime selaku pengarang.
#ulasan #manga #anime #shingekinokyojin #attackontitan #pasukanpengintai #surveycorps
jadi penasaran ngikutin ini juga jadinya...
BalasHapus