Laman

Jumat, 23 November 2018

[Cerpen] Fenomena Alam

Ilustrasi

Fenomena Alam
Cerpen karya Jannu A. Bordineo

Waktu SD dulu, aku pernah ikut bapakku menyerok belat-belat[] yang sengaja dipasang di empang untuk menangkap udang liar—udang minyak—yang masuk di empang. Saat itu malam-malam sekitar pukul sepuluh atau sebelas.
lautankata.com
Sementara Bapak menyerok, aku menunggu di tanggul. Mungkin karena mengantuk, aku tidak menyadari ada yang melintasi langit malam. Namun Bapak menyadarinya dan memberi tahu aku. Seketika aku takjub melihat benda terang berekor melintasi langit dari timur ke barat—mirip seperti penggambaran di film-film ketika meteor raksasa jatuh ke bumi.

Pikiran luguku mengatakan itu adalah komet. Yah, benda antariksa apa lagi yang bisa memberikan pemandangan alam yang sedemikian menakjubkannya?
lautankata.com
Bangga. Tentu saja. Mungkin di antara teman-teman sekolahku, hanya akulah yang melihat fenomena alam ini. Kendati demikian, aku tidak menceritakan pengalaman ini kepada teman-temanku. Kebanggaan ini hanya kusimpan di dalam sanubariku.

Akan tetapi, ada satu hal yang sangat mengganjal pikiranku sejak aku melihat fenomena alam itu. Kenapa tidak ada pemberitaan di televisi mengenai fenomena yang sedemikian menakjubkannya ini? Tidak ada kehebohan yang terjadi, sama sekali—bandingkan dengan gerhana matahari total yang baru-baru ini terjadi, yang gencar diberitakan jauh-jauh hari sebelumnya sehingga menjadi kehebohan.
lautankata.com
Belakangan aku mendapat jawabannya. Fenomena itu ternyata bukan fenomena alam. Bukan komet yang melintasi langit malam itu, melainkan "kiriman".

[Belat-belat = belat-belatan/belat kecil]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah yang santun dan sesuai dengan isi tulisan.