Sampul sementara Naga Angin 1 |
Oleh Jannu A. Bordineo
Barusan aku menengok draf lama Naga Angin yang file-nya berbeda dengan file Naga Angin yang dalam pengerjaan. Di dalam draf lama itu aku sudah menulis beberapa bagian ending Naga Angin. Ketika kubaca kembali, aku terkejut. Ternyata sudah sebanyak itu aku menuliskan novel ini. Mungkin saja Naga Angin, yang kuputuskan menjadi dua buku, buku keduanya bisa selesai lebih cepat.
lautankata.com
Ada perasaan lega setelah membaca bagian yang sudah lama kutulis ini. Beban yang kurasa menindasku seolah-olah terangkat sebagiannya. Sejujurnya, selama beberapa waktu ini aku memang merasa kelelahan. Kelelahan pikir maupun mental. Asalnya, akumulasi kepenatan selama proses penulisan—terus-menerus memeras otak untuk memikirkan alur cerita, riset/data, sampai rima kata itu sungguh menguras daya—serta ditambah pula faktor lain di luar hal-hal kepenulisan.
lautankata.com
Rasa lelah ini sangat memengaruhi proses kreatifku. Kalimat-kalimat yang kutulis menjadi mbulet, jauh dari kata sederhana. Alur cerita menjadi macet, sehingga berdampak pada Naga Angin buku satu yang tidak kunjung selesai. Yah, siapa pun itu pasti akan menurun kinerjanya saat dirinya sudah lelah sedari awal memulai pekerjaannya.
lautankata.com
Namun sekarang, semangatku seperti diisi ulang. Tidak sampai penuh memang, tetapi sudah cukup untuk mencapai garis akhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah yang santun dan sesuai dengan isi tulisan.