Laman

Kamis, 15 Oktober 2020

[Kepenulisan] Antara "Balas Dendam" dan "Balas Kematian"




Antara "Balas Dendam" dan "Balas Kematian"

Oleh Jannu A. Bordineo

Bagus ini penerjemahnya, mengerti konteksnya.

Dalam konteks seperti di gambar, sering kali kutemui penggunaan "membalas dendam" alih-alih "membalas kematian".

Misalnya dalam kasus ibu si tokoh dimakan raksasa. Lalu pada suatu kesempatan kenalan si tokoh ada bilang: lautankata.com

"Ini adalah kesempatan untuk membalas dendam ibumu."

Lah? Yang namanya dendam itu kepunyaan yang masih hidup.

Dalam contoh di atas, yang dendam ya si tokoh. Sementara ibunya, jangankan dendam, keberadaannya saja sudah tidak ada, lebih-lebih rasa.

Contoh di atas lebih tepat kalau ditulis begini: lautankata.com

"Ini adalah kesempatan untuk membalas kematian ibumu."

Aku kira kasus seperti di atas terjadi karena penerjemah menerjemahkannya bukan langsung dari bahasa asal (dalam hal ini Jepang), tetapi melalui bahasa Inggris. Mungkin mereka menerjemahkan begitu dari kata "revenge". Padahal kata "revenge" sendiri tidak melulu berarti "balas dendam", bisa juga berarti "pembalasan".

Kasus serupa yang sering terjadi adalah kata "we"  yang penerjemahannya sering kali tertukar antara "kami" dengan "kita".

Maka dari itu penting sekali melihat konteks—termasuk tampilan visual—dalam menerjemahkan suatu teks.

Kata "balas dendam" sendiri masih bisa digunakan dalam contoh di atas, dengan catatan pelaku/subjeknya tetap si tokoh yang masih hidup.

Jadinya begini kalau menggunakan kata "balas dendam" juga: lautankata.com

"Ini adalah kesempatan untuk membalas dendam atas kematian ibumu."





*Gambar-gambar yang digunakan adalah cuplikan anime "Kiseijuu: Sei no Kakuritsu" dengan takarir garapan D-Animesub (garapan asli: Moesubs).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah yang santun dan sesuai dengan isi tulisan.