©Hajime Isayama, KODANSHA |
Ulasan Selayang Pandang Shingeki no Kyojin Bab 134
Oleh Jannu A. Bordineo
Teknik bercerita Bang Haji bagus. Sangat. Karenanya aku menyebut karyanya sebagai mahakarya. Namun, di bab 134 yang minim dialog dan narasi ini, kita diperlihatkan kemampuannya bercerita pun masih berkembang menjadi lebih baik lagi, tidak ubahnya kemampuannya menggambar.
Delapan halaman awal bab 134 ini hadir tanpa dialog, tanpa narasi. Hasilnya, kesan yang demikian mendalam aku rasakan—aku yakin demikian juga yang dirasakan pembaca lain.
Bagaimana tidak?
Bab dibuka dengan adegan yang menampilkan Ratu Historia tengah berjuang melahirkan, membawa kehidupan baru ke dunia. Ratu Historia sendiri secara de jure merupakan pemimpin tertinggi di Pulau Paradis. Namun secara de facto, militerlah yang memegang kendali penuh atas pemerintahan. Militer yang kemudian dikuasai oleh salah satu faksinya yang berhaluan ultranasionalis-fasis yang menghendaki terjadinya genosida seperti yang diperlihatkan di gambar.
Sementara itu, di belahan lain dunia, ada seorang ibu dengan putus asa juga memperjuangkan kehidupan.
Jika anak Ratu Historia kemudian lahir selamat, kemungkinan besar masih bisa tumbuh dewasa. Sementara anak yang diperjuangkan ibunya di saat-saat terakhir sebelum terperosok ke jurang, masih dipertanyakan keselamatannya, sebab selain jurang di muka, ada barisan Raksasa Dinding di belakang yang terus mendesak.
Satu-satunya harapan bagi si anak untuk bisa hidup adalah bila pasukan Aliansi (Pasukan Penyelidik dari Paradis dengan Pajuang Marley) mampu menghentikan biang kerok yang menginjak-injak dunia. Itu pun jika sempat.
(Tambahan: Si ibu yang rela mati duluan demi anaknya bisa hidup lebih lama semoga bukan pertanda (foreshadow) nasib Historia nantinya.)
Selain adegan-adegan pembuka tersebut, tampaknya ada angin segar bagi prediksiku soal akhir SnK dengan terjaminnya masa depan Paradis tanpa perlu menuntaskan "guncangan tanah" (rumbling). Prediksiku itu bisa di baca di sini.
©Hajime Isayama, KODANSHA |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah yang santun dan sesuai dengan isi tulisan.