Laman

Selasa, 13 Februari 2024

Orang Ramah

 

Ilustrasi

Orang Ramah

Cerita mini oleh Jannu A. Bordineo


Sore itu aku sedang menunggui motorku yang lagi dicuci di tempat pencucian motor. Tak lama kemudian, datang seorang pelanggan lain. Dia duduk di sebelahku, lalu membuka obrolan.

"Orang ini ramah," batinku sambil menanggapi perkataannya. lautankata.com

Obrolan kami ngalor-ngidul khasnya obrolan spontan dua orang asing. Karena tahun ini adalah tahun politik, maka obrolan pun menyerempet ke arah sana. Salahku adalah terus melayaninya ketika obrolan semakin meruncing ke persoalan politik.

Sampai pada puncaknya, orang itu merogoh saku bajunya, lalu menyodorkan sebuah kartu seukuran kartu nama kepadaku. Kartu tersebut tidak berisi data dirinya, melainkan data caleg dukungannya. Nama, foto, partai, no urut, sampai jargonnya—lengkap!

Alamak! Tim sukses sekalinya. lautankata.com

Aku menerima kartu yang dia sodorkan untuk menghargai usahanya. Namun karena itu pula  dia terus mempersuasi aku untuk memilih jagoannya. Saking gigih usahanya, mas-mas tukang cuci yang telah selesai mencuci motorku sampai memandang heran orang itu.

Selesainya motorku menjadi kesempatan bagiku untuk memungkasi pembicaraan sekaligus upaya orang itu. Aku segera membayar ongkos cuci motor. Sebelum beranjak pergi, aku melempar senyum canggung kepada orang itu, lalu berkata, "Duluan, ya!" lautankata.com

Terlepas dari statusnya sebagai timses caleg, orang itu memanglah ramah. Sudah sepatutnya aku membalas keramahannya, meski aku tidak tertarik mencoblos caleg jagoannya.

1 komentar:

Berkomentarlah yang santun dan sesuai dengan isi tulisan.