Tulisan-tulisan yang ada di dalam blog ini dibuat dengan bersusah payah. Hargailah dengan TIDAK meng-COPY/PASTE.

Kamis, 14 November 2024

Bebek Trail alias Motor Kebun

Yamaha PG-1

Bebek Trail alias Motor Kebun

Esai oleh Jannu A. Bordineo

Aku bukanlah penghobi otomotif, jadinya tidak mengetahui keberadaan motor ini sampai video
review tentangnya muncul di beranda Youtube-ku.

Adalah Yamaha PG-1. Motor bebek bergaya petualang yang biasa disebut juga dengan istilah bebek trail, tapi aku lebih suka menyebutnya motor kebun. Iya, motor kebun. Karena bentukannya mengingatkankanku pada motor bebek modifan yang banyak digunakan para petani di pelosok.

Motor kebun modifan ini muncul untuk memenuhi kebutuhan akan motor yang bisa digunakan di jalan tanah, sekaligus sebagai alternatif yang lebih terjangkau dari motor trail sungguhan. lautankata.com

Modifan yang paling sederhana adalah dengan mengganti jenis ban menjadi ban tahu agar bisa menerabas jalan tanah, berbatu atau berlumpur; biasanya ditambahkan pula plat pengikis lumpur di kedua roda agar lumpur tidak menyangkut di sepatbor dan lengan ayun yang bisa menghambat perputaran roda. Ubahan lain yang sering dilakukan adalah dengan melepas plastik penutup body motor, paling tidak plastik bagian sayap. Walau ini tidak begitu jelas, apakah plastik body-nya dilepas agar tidak hancur, atau dilepas karena memang sudah hancur?

Ini karena motor kebun kerap dipakai untuk kerja berat. Tidak hanya medannya yang berat, tetapi muatan yang dibawa pun berat. Motor kebun biasa digunakan untuk melangsir hasil bumi seperti padi, karet, sawit, bahkan gelondongan kayu; dari tengah lahan atau hutan sampai ke pinggir jalan.

Karena peruntukannya untuk kerja berat, maka motor bebek yang dimodif menjadi motor kebun haruslah motor bebek yang tangguh, juga mudah dalam perawatannya. Sebut saja Honda Supra bapak batok getar, terutama yang versi karbu. Motor ini sudah terbukti tangguh, juga sederhana dan tidak rewel. Asal ada bensinnya, sudah bisa menggelinding motornya. Ditambah lagi motor ini mudah didapat sebagai bahan, mengingat dia adalah salah satu motor paling laris di zamannya. lautankata.com

Yamaha PG-1

Kembali ke Yamaha PG-1. Meski pasar motor bebek sudah tergerus oleh motor matic, aku pikir motor ini masih bisa mendapatkan pasarnya sendiri, yaitu dengan menggantikan peran motor kebun modifan. Selain bisa menyasar para petani perorangan, tim pemasaran Yamaha bisa menawarkan motor ini ke perusahan perkebunan yang bejibun jumlahnya di Indonesia sebagai motor inventaris. Motor ini juga bisa menggaet mereka yang jenuh dengan motor matic atau pengguna setia motor bebek yang ingin mencoba segmen baru.

Dengan adanya pasar yang masih bisa digarap oleh Yamaha PG-1, tentu menjadi tanda tanya untuk pabrikan asal Jepang ini lantaran tidak kunjung memasukkan motor ini ke Indonesia. Iya, sejak pertama kali diperkenalkan di Thailand pada bulan Desember 2023, Yamaha PG-1 masih belum hadir di Indonesia, padahal selain di Thailand motor ini sudah diluncurkan pula di Vietnam dan Malaysia. Sungguh mengherankan mengingat Indonesia adalah pasar sepeda motor terbesar di ASEAN, tetapi malah dikesampingkan. Namun yang lebih mengherankan adalah kenyataan bahwa sampai saat ini belum ada pengusaha Indonesia yang bernyali mengembangkan merek otomotif lokal yang mampu merekayasa produk otomotif hingga bisa bersaing menghadapi jenama-jenama luar. Malaysia saja, untuk jenis motor yang sedang dibahas ini, punya produk lokal pesaingnya. lautankata.com

Jika nantinya Yamaha menghadirkan PG-1 di Indonesia, satu-satunya yang mungkin menjadi pesaing adalah Honda CT125, meskipun tidak secara langsung, karena keduanya berada di kelas harga yang berbeda. Honda CT125 diposisikan di kelas pehobi dengan harga yang enggak ngotak mahalnya, sedangkan Yamaha PG-1 berada di kelas harga entry level. Mengingat orang Indonesia sangat sensitif terhadap harga, tentu Yamaha PG-1 berpeluang memenangi pasar bebek trail dan menambah pangsa pasar Yamaha secara keseluruhan di Indonesia. Itu pun kalau Yamaha benar-benar mau menandingi Honda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah yang santun dan sesuai dengan isi tulisan.